Pemilihan 10 November sebagai Hari Pahlawan diangkat dari momen Pertempuran Surabaya yang jatuh pada 10 November 1945. Kala itu, ratusan ribu arek-arek Surabaya bertarung melawan tentara sekutu. Pertempuran Surabaya dikenal sebagai salah satu pertempuran paling heroik dalam sejarah Indonesia.
Saat itu arek- arek Suroboyo melihat bendera merah-putih-biru dikibarkan di atas hotel. Banyak massa marah dan memadati halaman hotel tersebut. Massa yang marah lalu menggelar perundingan dengan pihak Belanda. Pada perundingan tersebut Sudirman meminta bendera Belanda diturunkan. Namun pihak Belanda menolaknya dan enggan mengakui kedaulatan Indonesia.
Perundingan berakhir dengan pertempuran yang besar dan menewaskan banyak jiwa, namun arek-arek Suroboyo mampu mempertahankan kedaulatan RI dan menyobek bendera warna biru di atas hotel Yamato.
Berikut puisi yang terinspirasi dari kutipan di atas:
Semangat Kembali Hidup
Tepat 75 tahun lalu
Bencana mulai datang
Semangat yang mati
Kian hidup kembali
Kaki dilangkahkan tak perlu rasa takut
Dengan ijin yang Maha Kuasa
Kami kobarkan semangat didalamnya
Hanya bermodalkan keberanian
Hanya bermodalkan kenekatan
Arek-arek Suroboyo mampu membentuk tameng pertahanan
Hanya bermodalkan “dengkul”
Hanya bermodalkan “pundhak”
Tangga menuju kemenangan pun tercipta
Merobek kain biru bangsa penjajah
Tuan menang
Tuan berhasil
Mempertahankan kedaulatan RI yang baru seumur jagung
Besorak “SEKALI MERDEKA TETAP MERDEKA!”
Sungguh besar perjuanganmu pahlawan
Tak cukup dibayar dengan harga besar
Bait-bait berisikan jasamu kala itu
Kini, seluruh insan turut memahami isinya