Pernah merasakan sebuah rasa penat dan jenuh yang luar biasa menyesaki pikiran? Kepenatan sehabis bergumul merangkai kehidupan yang mapan ataupun kejenuhan yang disebabkan oleh kesibukan yang repetitif memang kerap menyambangi, namun mereka hanyalah tamu. Mereka akan pulang dengan sendirinya apabila keperluan mereka tertuntaskan, dan berpamitan secara hormat jikalau kita memperlakukan mereka dengan beradab. Bagaimana caranya? Menurut saya, metode yang akan dilancarkan oleh masing-masing itu beragam. Salah satu trik yang paling manjur adalah dengan cara refreshing! Berkunjung ke sebuah objek hiburan, bisa yang alamiah ataupun industrial! Asalkan kita dapat menemukan ketenangan yang kita dambakan di tempat tersebut.
Daftar advis yang telah dibuka pada artikel mengenai wisata lokal yang bekennya dikenal dengan nama ‘Gua Tetes’ yang sukses perdana diterbitkan minggu lalu di situs literasi resmi SMEPASSA. Dalam edisi minggu kali ini, saya akan memperkenalkan sebuah spot pariwisata dengan sebutan unik, yakni
—— PUNCAK B29 ————————
Berlokasi di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, situs yang layak untuk mendapatkan antisipasi besar dari para pelancong ini menyuguhkan semburat mentari yang amat menawan pada waktu sunrise dan sunset. Dijuluki sebagai Negeri di Atas Awan, benar-benar terimplifikasi secara pas dengan lautan awan yang menyelimuti hamparan lahan perkebunan masyarakat Tengger beserta bentangan pasir Gunung Bromo yang kelak menebarkan estetikanya ketika gumpalan awan meluruh.
Sumber: Pinterest
Kita berkesempatan untuk mengalami rasanya hidup di kahyangan, dengan pemandangan berupa lukisan menakjubkan awan sepanjang mata memandang. Hal ini tak lepas dari letak geografis B29 yang berada pada ketinggian 2.900 mdpl. Pada ketinggian tersebut, kita sudah mulai menapaki kawasan awan tingkat menengah. Tentu bukan permasalahan yang gampang dipecahkan untuk melampaui jalanan menuju puncaknya, apalagi kita bakal dipertemukan dengan beragam tikungan tajam dan posisi rute yang terletak pada kemiringan yang cukup curam. Namun, bersamaan itu kita akan dijamu dengan kesejukan suasana perkampungan suku setempat, dimulai dari ladang pertanian (yang mayoritas ditanami oleh jenis-jenis tumbuhan khas wilayah dataran tinggi, semacam kentang, kubis, bawang, bahkan stroberi) yang tertata rapi sehingga menimbulkan kesejukan pada atmosfer sekitar. Itu pun tak luput dari posisi daerah ini yang tergolong jauh dari pusat keramaian penduduk.
Dikarenakan taraf ketinggiannya mencapai titik 2.900 mdpl, fakta tersebut dijadikan sebagai salah satu komponen etimologi penamaan namanya yang berhasil memberikannya pamor. Awalnya disebut dengan sebutan Puncak Songolikur (bahasa Jawa dari 29), akan tetapi demi ke-familiar-an dan ke-memorable-an, akhirnya nama puncak ini digubah menjadi Puncak B29, dengan modifikasi huruf ‘B’ sebagai inisial ‘Bromo’.
Sudah menginjak umur ke-9 tahun sedari resmi dibukanya Puncak B29 untuk dikunjungi khalayak umum. Kemolekan panorama spot ini tak lekang oleh menuanya waktu, tak lupa kemegahan lansekap formasi pergugusan bintang pada masa malam, sehingga mendorong kita untuk segera mendirikan tenda dan memutuskan berkemah di sana.
Puncak B29 memanglah suatu wisata alam yang sangat direkomendasikan untuk dikunjungi bersama orang-orang tersayang, tapi bukan berarti para entitas yang senantiasa pergi bertualang sendirian tidak berpeluang untuk memburu destinasi di sini. Dengan biaya berkisar Rp. 5000,00 per individu, kita dapat menempuh perjalanan kaki selama beberapa jam hingga akhirnya mencapai titik puncak. Kalau ingin melewati rute menuju Puncak B29 dengan cepat, kita harus mengerahkan uang sekitar Rp. 100.000,00 agar dapat memperoleh tumpangan ojek. Jika kalian membawa transportasi berupa motor ataupun mobil, lebih baik untuk memarkirkannya di spot yang telah disediakan oleh pengelola, yaitu Pokdarwis Desa Argosari. Dengan mengeluarkan harga sebesar Rp. 5000,00 untuk motor dan Rp. 10.000,00 untuk mobil, maka kendaraan kita dijamin aman.
Sumber: Pinterest
Meskipun tergolong sukar dijangkau, tetapi segala bentuk kenikmatan yang kelak kita genggam seusai sederetan pendakian demi meraih puncaknya amat mampu mengalahkan rasa lelah yang mendarah daging saat perjalanan ke atas. Di atas kita beruntung berkesempatan untuk sekaligus menyapa beberapa kenampakan alam seperti barisan pegunungan beserta lembah, Gunung Raung, Gunung Lemongan, Gunung Argopuro, Gunung Batok. Gunung Bromo, dan Gunung Semeru.
Stamina dan perbekalan yang matang merupakan persyaratan personal pasti untuk berhasil memenuhi aksesbilitas kepada destinasi ini. Oleh karena itu, selalu mencari referensi dan bertanya-tanya mengenai hal-hal yang kita perlukan atau bingungkan adalah persoalan yang tak boleh sekali pun kita abaikan. Persiapkan perbekalan konsumsi yang memadai, ditambah preferensi busana yang cocok dengan temperatur atmosfer sekitar yang termasuk rendah mengingat lokasinya di dataran tinggi. Tentunya juga perlengkapan kesehatan dan operasional jikalau terjadi insiden yang tak diharapkan. Sebelum bertamu, selalu cek kondisimu sendiri!
Wisata Puncak B29 ini terbuka 24 jam, jadi plan yang baik akan membuahkan pengalaman rekreasi yang memorable. Jangan lupa untuk mewujudkan itu semua dengan memotret tiap sudut yang kau sukai!
——————— CATATAN KAKI ——
https://www.lumajangkab.go.id/berita-opd/detail/132
https://www.google.co.id/maps/@-7.9592265,112.9926447,17z?hl=en
https://www.merdeka.com/travel/perjuangan-berburu-indahnya-sunrise-di-puncak-b29-lumajang.html
