Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
766 tahun genap usia kota yang usutnya berasal dari kata ‘Lamajang’ ini. 1255 hingga 2021, tetap kokoh berdiri meski dengan tak terduganya rencana dunia. Heterogenitas yang tinggi, namun selalu dapat berintegrasi dengan beragamnya aspek-aspek kehidupan di dalamnya. Kota kelahiran banyak anak, sehingga itu mari kita selalu berjuang dengan sebaik mungkin untuk memberi dan mempertahankan yang terbaik untuknya.
Amreta Brata Wira Bhakti,
Selamat Hari Jadi Lumajang yang Ke-766
Rabu, 15 Desember 2021
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salah satu anak bumi Nusantara yang menjadi kampung halaman banyak pengelana, dengan ratusan ribu cerita dan kisah yang merenjeng lidah dari anak ke cucu, sehingga melukiskan sebuah kanvas yang memvisualisasikan Negeri Lumajang.
Seorang pengelana menghidupi peran yang ia lakoni, berpetualang menelusuri jejak yang telah terjajaki mauapun masih dalam bentuk misteri dunia yang belum terkuak.
Ia bertanya-tanya apakah hal-hal yang membangun pondasi konstruksinya sehingga dapat memberikan sebuah wajah bernama Lumajang yang dikenal banyak kaulah saat ini. Ribuan jawaban diberikan, berbagai sektor difaktorisasikan, beragam alasan dikonsepkan.
Ia berwisata, belajar, dan bereksperimen. Dari bermacam-macam data yang merujuk pada satu hipotesis, mengajaknya bertamu dan memburu harta karun negeri ini. Seru, ia mengambil kesimpulan untuk beberapa sektor:
1. Pariwisata
Tentunya setiap daerah mempunyai pesona yang mewujudkan suatu daya tarik bagi publik, yang menumbuhkan rasa penasaran dan keinginan untuk mempelajarinya lebih dalam.
Salah satunya Lumajang. Horizon selatan menunjukkan garisan pantai yang didominasi oleh legamnya pasir hitam dan bebatuan yang membatasi daratan dengan lautan lepas. Kitaran Gunung Semeru di barat, terbentang plato dan pegunungan yang menghubungkan Lumajang dengan negeri Malang. Sementara sebelah timur terhampar dataran rendah yang juga tak kalah memukau. Dengan apitan dua stratovolkano, bagian utara memiliki profil geografis yang beraneka ragam dan serba guna.
Menyesuaikan salah satu fungsi keberagaman, sebagai daya tarik bangsa asing yang mendatangkan keuntungan bagi devisa negara dan tentunya membuka lebar lapangan kerja bagi warga sekitar.
Tak sedikit pula kulit-kulit yang belum terkupas, yang menjadi harapan dan tujuan banyak pengelana untuk segera mengabadikannya.
2. Pendidikan
Dunia pendidikan bumi Lumajang termasuk kategori cukup berkembang, dengan bertumbuhnya persaingan sehat antar sekolah tingkat dasar, menengah, hingga tinggi. Kelembagaannya tercatat telah melahirkan banyak pengelana berprestasi, yang berhasil menggapai impian yang didambakan oleh hati mereka.
Juga dengan konsistennya mengirimkan perwakilan berbakat untuk menunjukkan dan membuktikan bakat yang mereka gali dan percayakan, dan berhasil memperoleh pengakuan dari banyak orang.
Hanya saja perguruan tinggi masih tergolong minim di bumi ini.
3. Kebudayaan
Paletnya terisi atas beragam warna uniknya saling berpadu meskipun masing-masing darinya bersinar dengan sendirinya.
Dari tarian Jaran Kencak yang disimbolkan dengan kuda, buana batik bermotif markah pisang, buah sektor sumber daya alam yang menjadi ikon kota dengan kualitasnya yang amat memuaskan, hingga peninggalan kerajaan Hindu-Buddha berupa candi yang utamanya dijumpai di Kecamatan Senduro.
Kumpulan harta karun ini tentunya perlu untuk dijaga, supaya tak musnah dari peradaban dan kepribadiannya tetap terlestarikan. Akulturasi budaya, berinovasi, dan mewujudkan bentuk tindakan yang memanifestasikan suatu artefak bersejarah bagi pengelana masa depan.
“Jangan bermimpi mengubah keberagaman menjadi seragam. Hargailah perbedaan, apapun itu,” – Mitha Tanjung
Selamat Hari Jadi Lumajang yang Ke-766
Rabu, 15 Desember 2021