Wasupati adalah negeri yang terkenal akan kekayaan alam yang berlimpah. Keelokan alamnya selalu berhasil memukau tiap pasang mata yang menyaksikannya. Udaranya amat sangat sejuk untuk dihirup, dan airnya amat sangat segar untuk diminum.
Di negeri Wasupati terdapat warisan leluhur yang amat sangat dijaga oleh rakyat sekitar. Warisan tersebut berupa batu permata yang bernama danirmala. Danirmala adalah batu permata yang melambangkan kesucian, dan danirmala adalah lambang kehidupan di negeri Wasupati. Pemimpin terdahulu menghadiahkan danirmala kepada rakyat Wasupati dengan maksud dan tujuan untuk menjaga kemakmuran, dan melindungi rakyat wasupati dari bahaya yang dapat menghancurkan kehidupan di negeri tersebut.
Namun sangat disayangkan, para penguasa tamak yang menginginkan kemakmuran dan kejayaan untuk diri sendiri membuat kegaduhan
dengan mencuri danirmala, dan
menyebabkan kehidupan di Wasupati berubah menjadi kacau balau. Hari-hari yang menyenangkan dan menenangkan di Wasupati hilang, berganti dengan hari-hari yang dipenuhi ketakutan dan kegelisahan dalam kehidupan masyarakat.
Raja yang sekarang memimpin Wasupati mengadakan sayembara untuk mencari tiga anak muda yang dapat mengambil kembali permata danirmala. Pemenang sayembara tersebut akan diberikan hadiah berupa pedang anjaya. Pedang anjaya adalah pedang yang memiliki kekuatan untuk mengendalikan Lautan, Daratan, dan Udara. Pedang tersebut merupakan pedang yang sangat diinginkan oleh berbagai kesatria di seluruh penjuru negeri. Namun, tidak semua orang dapat menjadi pemilik dan pengendali pedang tersebut.
Sebelum pedang tersebut resmi menjadi milik mereka yang memenangkan sayembara, terlebih dahulu pemenang harus berjuang untuk mengembalikan permata danirmala ketempat asalnya.
Pemenang dari sayembara tersebut telah terpilih. Mereka adalah Banyu, Naka, dan Akash. Banyu merupakan anak yang berhasil mengendalikan kekuatan pedang anjaya di wilayah lautan. Naka merupakan anak yang berhasil mengendalikan pedang anjaya di wilayah daratan, sementara Akash berhasil mengendalikan kekuatan pedang anjaya di udara.
Perjalan mereka untuk mengambil kembali permata danirmala dimulai pada malam hari. Ketiga tim tersebut pergi menuju pantai untuk mulai menyeberang pulau.
Di tengah perjalanan menuju pulau kalana, tempat dimana permata danirmala disembunyikan, perahu yang mereka tumpangi menabrak batu karang. Banyu, Naka, dan Akash mencoba memisahkan perahu dengan batu karang tersebut, namun batu karang tersebut justru bergerak dan bertambah besar sehingga perahu yang mereka tumpangi terbalik.
Setelah diperhatikan lebih lanjut, batu karang yang perahu mereka tabrak merupakan duri dari monster laut yang disiapkan oleh penguasa tamak untuk menjaga pulau kalana.
Monster tersebut memiliki badan yang panjang seperti ular, namun di atas tubuhnya dipenuhi duri yang berbentuk seperti batu karang runcing. Jika kulit kita tergores sedikit saja, dapat dipastikan proses penyembuhan dari luka yang dihasilkan akan memakan waktu cukup lama.
Dengan panik, Banyu mengeluarkan pedang anjaya miliknya dan bersiap untuk melawan monster tersebut. Saat pedang tersebut akan ditancapkan menuju tubuh monster laut, dari arah yang berlawanan datang monster laut lain yang dengan cepat merebut pedang milik Banyu dan menyerang Banyu hingga dia terjatuh dari batu karang yang dia pijak.
Akash yang menyaksikan hal tersebut lantas tak tinggal diam, dia mengayunkan pedangnya kearah kanan dan kiri untuk mendatangkan badai topan yang dapat mengusir monster laut untuk menjauh dari Banyu. Naka juga menata kembali perahu mereka yang tadi terjatuh dan menghampiri teman-teman satu tim-nya untuk melanjutkan perjalanan menuju pulau kalana.
Sesampainya di pulau kalana, Banyu, Naka, dan Akash bergegas menuju salah satu bukit yang dijadikan tempat untuk menyimpan permata danirmala. Bukit tersebut sangat mudah untuk ditemukan, karena permata danirmala memancarkan cahaya yang sangat terang dari atas bukit.
Untuk sampai diatas bukit, Banyu, Naka, dan Akash harus mendaki jalan yang sangat berbahaya. Beruntungnya Naka dapat membuat jalur yang aman dan mudah untuk ditempuh dengan cara menancapkan pedang miliknya di akar pohon kelapa yang tumbuh di bukit tersebut.
Setelah berhasil sampai diatas dan mengambil kembali permata danirmala dari tempat disembunyikannya, mereka bertiga harus segera kembali sebelum matahari di negeri Wasupati terbit. Melalui diskusi, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali menuju negeri Wasupati menggunakan naga yang Akash pelihara. Naga tersebut dapat membawa mereka kembali menuju negeri Wasupati lebih cepat dibandingkan dengan memakai perahu yang mereka tumpangi sebelumnya.
Sesampainya di negeri Wasupati, rakyat disana berkumpul untuk menunggu kehadiran tiga pahlawan yang akan mengembalikan kedamaian dan ketenangan di negeri tersebut. Dengan rasa bangga yang mereka bawa setelah berhasil mengambil kembali permata danirmala, raja memberikan mereka kesempatan untuk meletakkan permata danirmala di tempat yang seharusnya.
Setelah permata danirmala selesai mereka letakkan di tempat yang seharusnya, kehidupan Wasupati kembali seperti semula. Air sungai yang tadinya surut mulai mengalir dengan lancar kembali, tanaman-tanaman yang mereka tanam mulai tumbuh subur lagi, ternak-ternak yang susah mendapatkan makanan dapat makan dengan lahap lagi. Kesedihan yang menyelimuti Wasupati mulai tergantikan oleh tawa riang yang hadir di kehidupan rakyat Wasupati sekarang.
Perjuangan Banyu, Naka, dan Akash untuk menyelamatkan negeri mereka dari kehancuran berbuah manis, tenaga yang mereka keluarkan terbayar dengan sangat layak. Dan tentunya kehidupan mereka dapat berjalan lebih baik dari sebelumnya.
Karya : Aulia Salsabila/8A