Pernah merasakan sebuah rasa penat dan jenuh yang luar biasa menyesaki pikiran? Kepenatan sehabis bergumul merangkai kehidupan yang mapan ataupun kejenuhan yang disebabkan oleh kesibukan yang repetitif memang kerap menyambangi, namun mereka hanyalah tamu. Mereka akan pulang dengan sendirinya apabila keperluan mereka tertuntaskan, dan berpamitan secara hormat jikalau kita memperlakukan mereka dengan beradab. Bagaimana caranya? Menurut saya, metode yang akan dilancarkan oleh masing-masing itu beragam. Salah satu trik yang paling manjur adalah dengan cara refreshing! Berkunjung ke sebuah objek hiburan, bisa yang alamiah ataupun industrial! Asalkan kita dapat menemukan ketenangan yang kita dambakan di tempat tersebut.
Masih dalam ranah topografi yang sama, destinasi wisata ini menyajikan pesona geologis Lumajang melalui kemolekannya yang sulit dipungkiri. Let me present you-
— COBAN KAPAS BIRU –—————
Diambil dari bahasa Jawa berdialek arekan, “coban” dalam bahasa Indonesia berarti ‘air terjun’. Selaras dengan julukan “Kapas Biru” milik air terjun yang menghidangkan “ilusi” berupa kapas dari derasnya aliran air Sungai Besukbang dan Sungai Lengkong menghilir yang menciptakan dispersi warna kebiruan pada tepiannya ini. Coban Kapas Biru ini beralamat di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Lokasinya yang berada di kawasan dataran tinggi, mengharuskan wisatawan untuk meniti jalur kendaraan dan setapak yang relatif terjal.
Source: Dolan Dolen on Pinterest
Kunjungan pelancong ini masih tergolong menyatu dengan komponen alam sekitarnya, dibuktikan dari banyaknya trek berlandaskan tanah penuh perakaran tanaman, lumpur, dan bebatuan. Namun, optimalisasi teknologi kian digalakkan dengan dibangunnya beberapa akses mobilitas transportasi seperti jalan berbahan cor dan beton meski sempit, serta penghubung tempat berupa tangga besi. Sepanjang anak tangga dan kayu jembatan memandu perjalanan, terdapat pula garis pematang yang melindungi kalian dari risiko terjatuh.
Source: Nativeindonesia.com on Pinterest
Kesempatan untuk merasakan kesegaran deraian air hulu lereng Gunung Semeru dapat dijamah seusai menyongsong tanjakan dan turunan tajam yang unjuk taring hampir di setiap lajur. Tebing-tebing kokoh bercorak coklat kemerahan menyembunyikan “anak” Kapas Biru yang berada tepat di atasnya dengan rimbunnya untaian tanaman higrofit. Ya, air terjun ini mempunyai dua tingkatan. Tingkatan atas berketinggian sekitar 10 meter, sementara tingkatan bawahnya semampai dengan 90 meternya.
Dengan elevasi mencapai 500 mdpl, hawa dingin menyentuh arus sungai lanjutan curug Kapas Biru. Mampir berbekal badan berkondisi prima adalah sebuah keharusan di sini. Selain untuk mencegah terjadinya kecelakaan di tengah asyiknya tamasya, tentunya kalian tak ingin melewatkan bukti nyata keagungan semesta secara sia-sia. Kurekomendasikan untuk memilih pagi bercuaca cerah dalam plan pelesirmu; masa-masa alam bersahabat. Niscaya kameramu akan sangat berguna.
Source: Nativeindonesia.com on Pinterest
Dibuka dari pukul 08:00 hingga 16:00, wisata alam yang diresmikan sedari tahun 2015 ini membandrol tiketnya sebesar Rp. 7000,00 per orang. Parkiran yang terletak tak begitu jauh dari air terjun menyediakan stok sebanyak 3 sepeda motor untuk harga Rp. 10.000,00. Nuansanya pun mendukung untuk didirikan sebuah tenda, apalagi frekuensi pengunjungnya tidak terlalu tinggi. Fasilitas yang dijumpai dapat dibilang cukup lengkap, dari kebutuhan toilet, gazebo, sampai warung makanan dan minuman.
Source: Liburmulu.com on Pinterest
Gradasi antara warna putih dan biru yang terlukis pada Coban Kapas Biru akan menjadi amat disayangkan kalau tidak dikenali. Tak kenal maka tak sayang, maka ke mari dan bertemanlah dengan panorama bukan kepalang ini.
—————— CATATAN KAKI ——
https://id.wikipedia.org/wiki/Air_Terjun_Kapas_Biru
https://www.nativeindonesia.com/air-terjun-kapas-biru/
https://sikidang.com/air-terjun-kapas-biru/