“Tercatat hingga pada hari Sabtu, 12 Februari 2022, kasus meninggal karena jangkitan virus COVID-19 di Indonesia telah mencapai ± 145 ribu jiwa di antara ± 4,76 juta warga yang terkonfirmasi mengidap penyakit akibat penyebaran virus ini,”
Sumber statistik: covid19.go.id
Berdasarkan pada data kenaikan kasus COVID-19 di atas, dapat kita simpulkan bahwa virus tersebut masihlah ada, mengalami kenaikan dan membaur di antara gerombolan orang tanpa disadari.
“Sedangkan pada tanggal yang sama, terinformasikan bahwa 90.35% penduduk Indonesia telah memperoleh vaksinasi minimal 1 dosis, 65.08% usai divaksinasi lengkap, ditambah 3.36% warga yang diberi vaksin booster,”
Sumber statistik: vaksin.kemkes.go.id
Berdasarkan data mengenai penyuluhan vaksinasi di atas, dapat kita rumuskan bahwasanya at least 9.65% penduduk Indonesia belum disuntik vaksin. Angka yang cukup besar meskipun kurang dari setengahnya, mengingat jumlah rakyat Indonesia yang berjuta-juta jiwa.
So? Apa hubungannya?
Tidak, bukan berarti dengan tetap melonjaknya kasus COVID-19 meskipun penggalakkan vaksinasi aktif didistribusikan maka vaksinasi tersebut menjadi sebuah omong kosong belaka.
Wikipedia berkata, vaksin adalah sediaan biologis yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan adaptif terhadap penyakit infeksi tertentu.
Artinya, vaksin hanya bertugas untuk menopang kekebalan dan ketahanan tubuh terhadap penyakit dan infeksi-dalam hal ini akibat COVID-19. Bukan sepenuhnya untuk ‘memantulkan bala’ dari virusnya. Tentunya tetap amat membantu, mengingat virus ini gampang menyerang tubuh yang memiliki resistansi relatif rendah.
Selain hal itu, banyak sekali aspek yang disayangkan, yang sukses memarakkan kembali kasus COVID-19 ini. Saya akan membahas tentang bagaimana dengan ‘kebutaan’ akibat tidak pernah atau minim terjadinya infeksi virus ini di sekitar, atau karena jarang update berita, mungkin juga murni ignoran menyebabkan turunnya daya dan minat untuk siaga dan konsisten menerapkan protokol kesehatan.
Terutama di lingkungan sekitar saya. Di tengah kerumunan (membuat kerumunan orang dengan kondisi yang beragam saja sangat riskan) ada saja orang-orang yang melepas masker, padahal terkadang terdapat di antara mereka yang sedang mengidap flu (lebih baik hindari keluar rumah jika merasa kurang fit). Juga lupa, atau mungkin malas untuk mencuci tangan secara benar dan tertib padahal secara terang-terangan fasilitasnya telah disediakan lengkap. Banyak sekali problema sehari-hari yang kadang menyebabkan saya stres berkaitan akan hal ini, ketahuilah saya juga benci pembelajaran jarak jauh.
COVID-19 masih ada, setidaknya di negara ini. Sebagai penghuninya, setidaknya pula lakukan upaya sekecil apapun untuk menyokong dan memerangi persebaran infeksi akibat virus ini agar tak semakin parah, sehingga 2020 seri kedua tak akan terjadi. Kalau kalian ingin segera berpindah dari kondisi ini ke keadaan yang lebih normal, maka wujudkan, sumbangkan usaha, bukannya menghambat dan kemudian bertanya “Kapan sih keadaan bisa normal lagi?”
Protokol kesehatan usai dipaparkan dan dikampanyekan di mana-mana, bahkan di media sosial tersebar dan terpampang dengan jelas reklame kreatif ataupun video informatif yang menjelaskan secara mendetail mengenai pengetahuan ini. Jika kalian malas, saya beberkan satu per satu:
- Menjaga jarak dengan orang lain, minimal 1 meter tanpa terkecuali
- Senantiasa mengenakan masker, terutama di spot publik
- Mencuci tangan secara rutin, menggunakan sabun dan air
- Mengikuti vaksinasi apabila memenuhi persyaratannya
- Menutup mulut dan hidung ketika batuk atau bersin
- Hindari keluar rumah ketika merasa kurang fit
- Langsung cari bantuan medis apabila mengalami gejala infeksi akibat COVID-19
- Mempertahankan kekebalan tubuh agar tetap dalam keadaan ideal
(dilansir dari who.int)
Tapi utamanya, tumbuhkanlah niat. Niat dibentuk seusai menyadari sebab akibat akan sesuatu, sehingga kita merasa terdorong untuk melakukan sesuatu agar beberapa aspek atas sesuatu tersebut dapat berubah.
“That’s one small step for man, one giant leap for mankind (Itu adalah satu langkah kecil untuk manusia, tapi merupakan satu lompatan besar untuk umat manusia,” – Neil Armstrong
#AyoPakaiMaskermu!
•
•
•
Catatan kaki:
https://covid19.go.id/peta-sebaran