1. Convoy
Konvoy dan turun ke jalan adalah aktifitas pertama yang dilakukan dalam perayaan tahun baru. Bisa dibayangkan bagaimana macetnya jalanan dengan kendaraan bermotor yang sebagian besar pengendaranya adalah remaja di bawah umur. Asap dan gas kendaraan bermotor berbaur dengan debu jalanan semakin menyempurnakan pekatnya polusi udara yang meracuni setiap paru-paru penghirupnya. Belum lagi mereka berkendara dengan ugal-ugalan, rnengganggu ketertiban jalan, macet di mana-mana, mengabaikan keselamatan sendiri dan orang lain. Akibatnya pada malam tahun baru banyak rumah sakit yang dipenuhi pasien korban kecelakaan lalulintas.
Berikutnya mereka akan berkumpul di tempat tertentu. Pada dasarnya berkumpul, saling mengunjungi untuk bershilaturrohim bersama keluarga, teman, handai taulan dan kerabat adalah sangat dianjurkan oleh Islam. Banyak sekali dalil yang menjelaskan keutamaan bershilaturohiim; antara lain dapat melapangkan rizki dan memanjangkan umur. Apalagi shilaturohim diikuti kegiatan positif lainnya. Tapi berkumpul untuk merayakan tahun baru yang sedang massive saat ini adalah berhura-hura. Kafe, puncak, pantai dan taman kota adalah spot yang paling diminati. Apalagi ada konser musik yang menemani semalam suntuk. Bisa dibayangkan apa yang terjadi kemudian, sampah-sampah berserakan, lingkungan nampak berantakan, kumuh dan tidak tertib. Belum lagi prilaku negatif muda-mudi. Berita meningkatnya penjualan kondom yang dikosumsi sebagian besar oleh para pemuda adalah menjadi lumrah tiap tahunnya. Tahun baru menjadi ajang free sex., beredarnya narkoba, miras dan kisruh disana-sini. Astaughfirullah, tidak bisa dibayangkan potret generasi masa depan bangsa ini kelak bila hal seperti ini dibiarkan terus terjadi.
Adalah ritual tepat jam 12. 00 malam atau jam ke nol, yakni moment penting yang ditunggu-tunggu. Tradisi pergantian tahun ditandai dengan menyalakan petasan bersahutan ke udara dan membunyikan terompet yang memekakakan telinga. Lalu langitpun nampak indah dipenuhi kilatan-kilatan cahaya penuh warna. Mereka tidak sadar telah menyumbangkan berjuta ton karbon berbahaya yang mencemari udara. Sungguh perbuatan yang sia-sia dan merugikan. Ribuan bahkan jutaan rupiah yang dibelanjakan untuk hal yang sama sekali tidak membawa manfaat dan hanya untuk kesenangan sesaat, bahkan merusak kelestarian alam dan membahayakan nyawa manusia.
4. Forgetable Sholat
Setelah semalam suntuk begadang, maka sebagian umat Islam yang merayakan tahun baru lalai melaksanakan sholat karena lelah dan ketiduran hingga tiada beban meninggallkan ibadah wajib yang harus dikerjakan. Padahal meninggalkan sholat adalah dosa besar yang lebih besar dari dosa besar lainnya. Al Dzahabi dalam AL KABAIR (Dosa Besar), Ibnu Hazm-rahimahullahu- berkata “tidak ada dosa serta kejelekan yang paling besar daripada dosa meninggalkan sholat hingga keluar waktunya dan membunuh seorang mukmin tanpa alasan yang bisa dibenarkan” (alkabair, hal 25).
Sebagai orang tua dan pendidik, mari kita jaga dan pahamkan anak dan anak didik kita untuk tidak terjerumus dan ikut-ikutan melakukan perbuatan yang menyelisihi ajaran Rasulullah. Karena apapun yang tidak didasari oleh ajaran agama tidak akan pernah mendatangkan kebaikan.
(Wallahu a’lamu bishowaab dan Hanya Allah yang memberi Taufik dan Hidayah)
Penulis adalah Koordinator Literasi SMPN 1 PAsirian
Tulisan ini pernah dimuat di gurusiana
http://sifrenimirayusiana.gurusiana.id/article/2017/12/ada-apa-dengan-perayaan-tahun-baru-3344940