Haloo semuanya! Masih ingat belum mengenai kegiatan yang kita lakukan minggu kemarin? Pastinya masih ingat ya apa saja yang sudah dilakukan di SMEPPASSA minggu kemarin.
Minggu kemarin kita melakukan banyak kegiatan yang berhubungan dengan “santri” dan “santriwati”. Pastinya kalian bertanya tanya ya, kenapa kita harus melakukan semua kegiatan tersebut?
22 Oktober, selalu diperingati sebagai hari santri. Jadi apa salahnya jika kita ikut memperingatinya?
Dimulai pada 20 Oktober 2022, kita diminta untuk mengenakan seragam putih jika hitam putih juga tidak apa apa. Kita mengenakan seragam tersebut sampai 21 Oktober 2022. Pada 21 Oktober SMEPPASSA juga mengadakan nonton bareng film “Sang Kiai” yang berlokasi di aula serbaguna SMP Negeri 1 Pasirian.
Film ini menceritakan tentang penjajahan Jepang pada tahun 1942 yang melarang pengibaran bendera merah putih, melarang lagu Indonesia Raya dan memaksa rakyat Indonesia untuk melakukan Sekerei. Sekerei sendiri adalah membungkukkan badan ke arah utara negeri Jepang dengan tujuan melakukan penghormatan kepada Kaisar Tenno Heika. Bagian ini yang membuat kekhawatiran di kalangan umat Islam saat itu, karena gerakan Seikerei mirip dengan gerakan Ruku’ pada saat shalat. Pada saat itu tokoh besar KH Hasyim Asyari menolak melakukan sekerei karena tindakan itu menyimpang dari aqidah agama Islam. Karena sebagai umat Islam hanya boleh menyembah kepada Allah SWT, tidak ada yang lain. Karena tindakannya itu, KH Hasyim Asyari ditangkap oleh pihak Jepang. Ada salahsatu santri KH Hasyim Asyari yang bernama Harun menghimpun santri untuk melakukan demo terkait kebebasan KH Hasyim Asyari.
Tidak jauh jauh dari apa yang biasa dilakukan santri dan santriwati di pesantren. Acara nonton bareng ini juga dipisah lho! Waktu untuk laki laki sendiri dan perempuan sendiri.
Kemudian pada 22 Oktober 2022 dilanjutkan dengan apel pemeringatan hari santri. Berlokasi di lapangan SMP Negeri 1 Pasirian. Ada yang berbeda di hari sabtu ini, jika kemarin serentak mengenakan pakaian putih ataupun hitam putih, sabtu ini semuanya memakai pakaian khotmil. Sebut saja busana muslim. Kegiatan ini melibatkan semua siswa siswi, pengurus osis dan tentunya bapak ibu guru.
Penulis: Fathimah Az Zahra/8i